Sabtu, 17 Maret 2012

Peran Pemasaran dalam Masyarakat


Para pemasar yang bertanggung jawab akan menghayati keinginan pembeli dan memberikan imbalan berupa produk yang tepat, yang mampu menghasilkan kepuasan bagi pembeli dan keuntungan bagi produsen. Konsep pemasaran adalah filsafat tentang layanan dan manfaat timbale-balik. Pada prakteknya, konsep pemasaran mendorong ekonomi, yang dikelolah oleh tangan yang tak terlihat, untuk memuaskan aneka kebutuhan yang berubah-ubah dari berjuta-juta konsumen.
Namun tak semua perusahaan mengikuti teori ini. Ada beberapa pengusaha dan perusahaan yang menggunakan praktek yangng dapat dipertanyakan. Dan beberapa transaksi pribadi, yang kelihatan naïf, menimbulkan implikasi yang mendalam bagi masyarakat luas. Seperti penjualan rokok. Pada dasarnya, perusahaan harus bebas  menjual rokok mereka, dan konsumenpun bebas untuk membeli rokok. Walaupun demikian masyarakat tidak tertarik pada transaksi ini. Pertama, karena rokok dianggap memendekkan usia para perokok. Kedua, karena ini dapat membebankan bagi keluarga perokok dan msyarakat luas. Ketiga, orang lain yang berada disekitar perokkok akan merasa gak enak dan terganggu dengan asap yang nanti akan mereka hirup. Ini bukan berarti bahwa rokok harus dilarang, hanya saja karena kasus ini memperlihatkan bahwa transaksi pribadi dapat menimbulkan masalah dihubungkan dengan kebijakan masyarakat umum.
Pemasaran Terhadap Masyarakat secara Keseluruhan
            Sistem pemasaran di Negara maju seperti Amerika telah dipermasalahkan karena menyebabkan beberapa “keburukan” dalam masyarakat, seperti:
-          Materialisme yang berlebihan
-          Keinginan palsu
-          Barang-barang social yang tak mencukupi
-          Polusi budaya
-          Kekuatan politik yang berlebihan
1)      Materialisme yang Berlebihan
Para kritikus berpendapat bahwa sistem bisnis Amerika mendorong manusia untuk memiliki materi secara berlebihan, tidak sebagaimana adanya. Orang tidak dianggap sukses bila tidak memiliki rumah di kota, mempunyai beberapa mobil, pakaian serta alat rumah tangga yang mutakhir. Padahal sebuah kesuksesan tidak hanya diukur dari segi materi belaka.

2)      Keinginan Palsu
Dalam kondisi social yang normal, orang memandang dan memilih salah satu dari gaya hidup yang saling bertentangan. Masyarakat pada umumnya juga memiliki daya tahan untuk tidak terpengaruh oleh media massa – perhatian yang selektif, persepsi, distorsi (penyimpangan), dan daya ingat. Dalam pengertian yang lebih dalam, keinginan kita dan nilai produk tidak hanya dipengaruhi oleh para pemasar tetapi juga oleh keluarga, kelompok bermain, agama, latar belakang etnik, dan pendidikan. Jika orang-orang sangat materialistik, itu disebabkan oleh sistem nilai mereka. Dan sistem nilai itu disebabkan oleh proses sosialisasi yang mendasar sifatnya yang berakar lebih dalam daripada pengaruh yang disebabkan oleh bisnis dan media massa.

3)      Barang-barang Sosial yang tak mencukupi
Bisnis telah dituduh secara berlebihan merangsang permintaan akan barang-barang pribadi (misalnya mobil) yang mengalahkan barang-barang milik umum (jalan-jalan yang dilalui mobil tersebut). Karena barang-barang pribadi naik, mereka membutuhkan sejumlah pelayanan umum yang memadai yang biasanya tidak terwujud.

4)      Polusi Budaya
Para ekonom berpendapat bahwa sistem pemasaran telah menciptakan polusi budaya. Indera manusia secara terus-menerus diserang oleh iklan. Program-prorgam serius selalu diganggu dengan sisipan iklan, media cetak selalu diselingi dengan halaman iklan, pemandangan indah dicemari dengan reklame. Iklan-iklan yang mengganggu ini selalu menonjolkan seks, kekerasan, atau status yang meracuni pikiran manusia.

5)      Kekuatan Politik yang Berlebihan
Sebuah kritik lain mengatakan bahwa bisnis menyebabkan timbulnya kekuatan politik yang terlalu berlebihan. Ada senator “minyak”, “rokok”, dan “mobil” yang mendukung kepentingan industry tertentu yang bertentangan dengan kepentingan umum. Bisnis dituduh memiliki terlalu banyak pengaruh atas media massa, yang membatasi kebebasannya untuk menyajikan laporan secara bebas dan obyektif.
Tindakan Masyarakat untuk Mengatur Pemasaran
Karena banyak orang beranggapan bahwa bisnis adalah sebab dari banyak kepincangan ekonomi dan social, gerakan yang mendasar sifatnya sering muncul dari waktu ke waktu, yang bertujuan untuk menertibkan bisnis. Dua gerakan yang penting adalah Lembaga Konsumen dan Wahana lingkungan hidup.
1)      Lembaga Konsumen
Lembaga konsumen adalah sebuah gerakan masyarakat dan pemerintah yang terorganisasi untuk memperjuangkan hak dan kekuatan pembelli dalam hubungannya dengan penjual.
Hak-hak penjual mencakup:
-          Hak untuk menjual segala macam produk dengan segala macam ukuran dan gaya, asal tidak membahayakan bagi kesehatan dan keamanan orang; atau, bila keadaan produk memang membahayakan, penjual boleh menjual asal disertai dengan peringatan dan pengendalian yang semestinya.
-          Hak untuk menetapkan harga produk berapa saja, asalkan tidak ada deskriminasi diantara klas-klas pembeli yang sama.
-          Hak untuk membelanjakan uangnya demi mempromosikan produk, asalkan isi dan pelaksanaannya tidak menyesatkan atau tidak jujur.
-          Hak untuk menggunakan segala macam pesan produk, asalkan isi dan pelaksanaannya tidak menyesatkan atau tidak jujur.
-          Hak untuk mengajukan rencana pemberian insentif pembelian sesuai dengan yang mereka inginkan.
Hak-hak pembeli mencakup:
-          Hak untuk tidak membeli produk yang ditawarkan agar dibeli
-          Hak untuk memperoleh produk dalam keadaan aman
-          Hak untuk memperoleh produk yang sesuai dengan semestinya
-          Hak untuk memperoleh informasi secukupnya tentang aspek-aspek produk yang lebih penting
-          Hak untuk memperoleh perlindungan terhadap produk yang meragukan dan praktek-praktek pemasaran
-          Hak untuk mempengaruhi produk dan praktek pemasaran dalam tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

2)      Wahana Lingkungan Hidup
Wahana lingkungan hidup adalah gerakan masyarakat dan pemerintah yang terorganisasi untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan hidup manusia. Para pendukung wahana lingkungan sangat mengkhawatirkan pengerukan tambang, penggundulan hutan, asap pabrik, papan reklame, dan pencemaran, karena hilangnya kesempatan untuk rekreasi, dan kenaikan jumlah masalah kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara dan air serta makanan yang disemprot bahan kimia.
Para pecinta lingkungan tidak menentang pemasaran dan konsumsi; mereka hanya menginginkan perusahaan-perusahaan bekerja sesuai dengan prinsipprinsip ekologi. Mereka tidak sependapat bahwa tujuan sistem pemasaran hanya meningkatkan konsumsi, pilihan konsumen, atau kepuasan konsumen. Tujuan pemasaran harus disesuaikan dengan kualitas hidup. Dan kualitas hidup bukan berarti kualitas dan kuantitas barang dan jasa konsumen melainkan kualitas lingkungan hidup.
Etika Pemasaran
Para pemasar yang sangat berhati-hati pun akan benyak menghadapi dilemma moral. Hal terbaik yang harus dilakukan terkadang sangat tidak jelas. Karena tidak semua pimpinan perusahaan mempunyai kepekaan moral yang baik, maka perusahaan-perusahaan perlu menyususn kebijakan pemasaran perusahaan. Kebijakan-kebijakan itu merupakan pedoman yang bersifat luas dan tegas yang harus dipatuhi oleh setiap orang dalam organisasi itu dan juga harus dilaksanakan tanpa terkecuali. Kebijakan itu mencakup hubungan dengan penyalur, standar iklan, pelayanan konsumen, penetapan harga, pengembangan produk, dan standar etika umum.
Setiap pemasar harus menganut paham filsafat tentang tingkah laku yang baik. Setiap sistem moral didasarkan pada konsepsi hidup baik dan hubungan antara kesejahteraan seseorang dengan kesejahteraan orang lain. Apabila seorang pemasar berpegang teguh pada sebuah filsafat hidup yang jelas, ia akan bias mengatasi persoalan tentang pemasaran atau kegiatan-kegiatan manusia lainnya.
Eksekutif pemasaran tahun 1980an menghadapi banyak tantangan. Mereka akan mempunyai banyak kesempatan pemasaran karena kemajuan teknologi dalam hal enerji matahari, computer dan robot, televise, obat-obat modern, dan berbagai bentuk transportasi dan komunikasi. Dan sekaligus juga sumberdaya di lingkungan sosio-ekonomi akan meningkatkan kendala sehingga pemasaran bisa dimanfaatkan. Perusahaan-perusahaan yang bisa menciptakan nilai-nilai baru dan praktek pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial akan mampu mengalahkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar